Review Gadis Kretek: Kaya Wangi Tembakau, Sarat Aroma Cinta

Halo!

Kalian tahu gak sih, penamaan kretek berasal dari bunyi tembakau dan cengkeh yang terbakar, menghasilkan suara kretek-kretek? Selain itu, apakah kalian tahu bahwa kretek pertama kali muncul di Kudus, ditemukan oleh seorang pria bernama Haji Djamari? Ia menghisap campuran cengkeh dan tembakau untuk meredakan penyakit asmanya.

Pengetahuan ini aku dapatkan dari membaca buku Gadis Kretek, yang menceritakan perkembangan industri kretek di Indonesia. Meskipun tokohnya fiktif, latar sejarah dalam novel ini tetap berdasarkan fakta.

Tertarik? Yuk, simak ulasan bukunya! Novel ini juga sudah diadaptasi menjadi serial di Netflix dengan judul yang sama.

gramedia.com
Bibliografi Buku

  • Judul: Gadis Kretek

  • Penulis: Ratih Kumala

  • Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

  • Tahun Terbit: 2012

  • Jumlah Halaman: 275

  • ISBN: 978-979-22-8428-5

Sinopsis Singkat

Kaya Wangi Tembakau, Sarat Aroma Cinta

Pak Raja sekarat. Dalam menanti ajal, ia memanggil satu nama perempuan yang bukan istrinya—Jeng Yah. Ketiga anaknya, pewaris Kretek Djagad Raja, bingung dengan permintaan terakhir sang ayah. Sang ibu pun terbakar cemburu. Akhirnya, Lebas, Karim, dan Tegar berpacu dengan waktu mencari Jeng Yah sebelum ajal menjemput Pak Raja.

Perjalanan mereka mengungkap sejarah bisnis keluarga dan rahasia masa lalu. Mereka bertemu para pelinting tua dan menelusuri asal-usul Kretek Djagad Raja. Lebih dari itu, mereka menemukan kisah cinta ayah mereka dengan Jeng Yah—pemilik Kretek Gadis, merek kretek terkenal pada zamannya.

Apakah mereka berhasil menemukan Jeng Yah?

Lebih dari sekadar cerita cinta dan pencarian jati diri, Gadis Kretek membawa pembaca mengenal industri kretek Indonesia dari masa penjajahan Belanda hingga kemerdekaan.

Alur Cerita: Mengikuti Perkembangan Kretek Melalui Drama Keluarga dan Percintaan

Novel ini menggunakan alur maju-mundur yang membuat pembaca penasaran. Sejak awal, kita dihadapkan pada pertanyaan besar: Siapakah Jeng Yah yang disebut oleh Pak Raja?

Alih-alih langsung memberi jawaban, penulis membawa kita ke Kota M, tempat seorang pemuda miskin bernama Idroes Moeria merintis bisnis klobot (cengkeh dan tembakau yang dilinting dengan daun jagung kering). Demi menikahi Roemaisa, wanita pujaannya, Idroes berusaha membangun usaha kretek dari nol.

flickr.com/ekosaint

Di sepanjang cerita, kita diajak memahami sejarah industri kretek di Indonesia, dinamika sosial-politik yang memengaruhi bisnis ini, serta peran perempuan dalam industri tembakau. Drama percintaan dan konflik keluarga menjadi bumbu menarik dalam perjalanan para tokohnya.

Tema dan Pengembangan Karakter

Setengah bagian awal novel ini berfokus pada kehidupan Idroes Moeria dalam membangun bisnis kretek. Sementara itu, kisah Soeraja dan Jeng Yah baru muncul di bagian akhir. Meski begitu, kehadiran Soeraja tetap krusial sejak awal cerita.

Setiap tokoh memiliki karakter khas yang kuat:

  • Idroes Moeria – Berjiwa bisnis, penuh tekad, dan cinta terhadap kretek.

  • Jeng Yah – Perempuan mandiri, cerdas, dan berpendirian kuat.

  • Soeraja – Pemuda yang berambisi besar tetapi terjebak dalam cinta dan konflik keluarga.

Aku pribadi sangat menyukai karakter Jeng Yah yang digambarkan sebagai perempuan tangguh dan cerdas.

Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan:

✅ Alur cerita menarik dengan plot maju-mundur yang tetap mudah diikuti.
✅ Memberikan wawasan sejarah industri kretek dengan cara yang menarik.
✅ Karakter yang kuat dan mudah diingat.
✅ Gaya bahasa yang sederhana tetapi mampu menggambarkan suasana dan emosi dengan baik.

Kekurangan:

❌ Bagian tentang industri kretek cukup panjang, sehingga kisah Jeng Yah dan Soeraja terasa kurang di-explore.
Spoiler alert! Aku merasa akhir cerita Jeng Yah seharusnya bisa lebih baik.

Pendapatku

Berbeda dengan versi Netflix yang lebih fokus pada drama keluarga dan percintaan, novel ini lebih banyak membahas perkembangan industri kretek dan kehidupan Idroes Moeria. Meski demikian, cerita tentang Jeng Yah dan Soeraja tetap menjadi bagian menarik dalam serialnya.

Buku ini layak dibaca, terutama bagi pecinta novel fiksi sejarah. Walaupun tokohnya fiktif, latar sejarahnya berdasarkan perkembangan nyata industri kretek di Indonesia. Drama tiap tokohnya juga seru dan asik untuk diikuti. 

Rating: ⭐⭐⭐⭐☆ (4.5/5)

แฏ“แกฃ๐ญฉ The End แฏ“แกฃ๐ญฉ

Aku sangat menikmati waktu saat membaca buku ini. Ohiya, buku ini juga tersedia di iPusnas loh! Kamu bisa mulai baca di sana dan kalau mau diskusi tentang buku ini juga boleh tulis di kolom komentar yaaa!! 

Sampai ketemu lagi di tulisanku yang lain /แ . .แŸ\เธ…

Komentar

  1. Aku sudah membaca buku ini, dan aku harus setuju bahwa novel ini sangat menyenangkan untuk dibaca. Sampai-sampai aku lahap hanya dalam waktu sehari.
    Bagian yang paling aku suka adalah cerita cinta antara Idroes Moeria Dan Roemaisa. Lika-liku hidup, dan ups and downs dari hubungan mereka begitu meluluhkan hati.
    Tapi, perbedaanku dengan penulis review terletak di pandangan kita mengenai endingnya. Menurutku, bagian di mana adik Jeng Yah menghisap rokok setelah sekian lamanya, menjadi simbol berakhirnya ketidakadilan yang dihadapi oleh keluarga Jeng Yah setelah bertahun-tahun lamanya. Dan menjadi penutup cerita yang pas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih feedbacknya!! Seru banget bisa berbagi pendapat yang berbeda dari satu buku yang sama ๐Ÿ‘

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Andai saja aku tidak melakukannya – Bab dari Buku Positive Approach

Review Toko Kelontong Namiya: Sebuah Keajaiban yang Menyentuh Hati